Sosialisasi Partisipatif Bawaslu Grobogan, Kerawanan Hari H dan Hoax Ujaran Kebencian Jadi Sorotan
|
Purwodadi – Bawaslu Grobogan menggelar kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan tema "Optimalisasi Peran Masyarakat Dalam Menyukseskan Pemilihan Serentak 2024" di Hotel 21 Purwodadi, Rabu (2/10/2024).
Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu Grobogan Fitria Nita Witanti menyampaikan bahwa Pemilu 2024 telah usai, meninggalkan berbagai dinamika dan pelajaran berharga. Selama Pemilu, Bawaslu Grobogan berhasil menangani 20 penanganan pelanggaran administrasi, 1 penanganan pelanggaran pidana, dan 2 penanganan pelanggaran hukum lainnya.
“Kita sekarang berada di tahapan Pilkada 2024, di mana kita akan memilih Bupati, Wakil Bupati, serta Gubernur dan Wakil Gubernur,” tegas Fitria
Fitria juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam mengawal demokrasi.
"Bahwa hakikat demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Sehingga kami ajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta dalam mengawal proses pemilihan, bukan hanya menjadi tanggung jawab penyelenggara saja, tetapi juga tanggung jawab Bersama," tambah Fitria
Kegiatan sosialisasi ini juga menghadirkan narasumber dari Komisioner KPU Provinsi Jawa Tengah, M. Machruz, dan peneliti dari Jaladara Institut, Nur Kholis.
M. Machruz menjelaskan terkait ajakan seluruh partisipan untuk mendorong partisipasi pilkada.
"Ada beberapa kerawanan yang kita jumpai saat di TPS di antaranya saat pemungutan terjadi kesalahan dalam mencoblos, antrian pemilih, pendamping pemilih. Kemudian saat penghitungan juga ada beberapa kerawanan seperti surat suara belum ditandatanagi KPPS, kesalahan pencatatan di C hasil dan penyampaian salian C- Hasil," jelas Machruz.
Sementara, Nur Cholis berbicara mengenai Hoax dan ujaran kebencian. Tujuannya untuk membentuk persepsi, menggiring opini dan membuat opini yang menguji pemahaman terhadap informasi yang disebar.
"Salah satu dari dampak ujaran kebencian serta hoax dalam pemilihan adalah dapat membunuh karakter, ketidakpercataan terhadap Penyelenggara Pemilu, manipulasi citra. Penyebabnya adalah kurangnya literasi pada masyarakat dan ketidak ingin tahuan terkait dengan berita yang terbaru,"jelas Nur Kholis.
Ia juga mengajak agar seluruh partisipasi masyarakat menjadi pemilih cerdas dalam menyukseskan pemilihan tahun 2024.
Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengawasan partisipatif demi kesuksesan Pilkada 2024 yang bersih dan transparan.
Penulis:Alif
Editor: Amal Nur Ngazis